Bahaya Lepstospirosis
Lepstospirosis adalah penyakit akut yang dapat menyerang manusia maupun hewan. Data dari International Lepstospirosis Society (ILS) menyebutkan bahwa Indonesia dinyatakan sebagai negara insiden lepstospirosis tingkat 3 di dunia untuk mortalitas.
Baru-baru ini kasus leptospirosis juga memakan satu nyawa yaitu bapak Parjo Suwito 78 tahun warga desa Nusamangir RT 2 RW 4 Kecamatan Kemranjen kabupaten Banyumas.
mengetahui kejadian tersebut Puskesmas 2 Kemranjen mengunjungi rumahnya dan menyelidiki kejadian luar biasa tersebut. setelah itu tim promkes puskesmas 2 kemranjen juga mengadakan sosialisasi tentang bahaya lepstospirosis di aula kantor kepala desa Nusamangir kecamatan Kemranjen.
Gejala dan tanda penyakit leptospirosis antara lain:
- demam biasanya dengan menggigil
- sakit kepala yang berat
- nyeri perut
- mual, muntah dan hilang nafsu makan (anoreksia)
- warna kuning pada kulit serta pada putih mata (jaundice)
- nyeri pada otot terutama di daerah betis sehingga pasien sukar berjalan. dapat pula pada punggung dan paha.
- mata merah (conjunctival suffusion)
- diare dan bintik-bintik merah pada kulit (rash)
bila tidak diobati, penyakit berlanjut dengan gejala :
- pembesaran hati (Hepatomegali), limfa (limfadenopati), limpa (splenomegali)
- gangguan ginjal, sampai gagal ginjal
- radang selaput pembungkus otak dan sumsun tulang belakang (meningitis)
- gangguan pernafasan (respiratory distress)
- kematian
kemudian bagaimana masyarakat mewaspadai leptospirosis?
- bila mengetahui / merasakan gejala leptospirosis terutama di daerah banjir segera memeriksakan diri ke unit pelayanan kesehatan terdekat.
- lantai dan dinding rumah yang habis terendam air segera dibersihkan dengan desinfektan, misalnya lysol, kreolin untuk membunuh bakteri.
- menyimpan dan menutup rapat-rapat makanan, sehingga terhindar dari pencemaran air seni tikus
- pemakaian pakaian kerja, sepatu boot, sarung tangan bagi pekerja yang mempunyai resiko tertular leptospirosis seperti petugas pengumpul sampah, pembersih selokan dll.
- menggunakan alas kaki yang rapat air bila berjalan di lingkungan yang kotor atau tercemar
- membersihkan diri dengan menggunakan sabun setelah membersihkan genangan air (selokan) erutama setelah banjir
- memasang perangkap tikus untuk mengendalikan populasinya
- apabila terdapat luka pada kaki segera di tutup atau dilakukan perawatan agar terhindar dari pencemaran air kotor
- menata perabotan rumah sedemikian rupa sehingga tidak menjadi tempat untuk berkembangbiaknya tikus
- melarang anak berenang di air yang kotor terutama pada waktu banjir
demikian sedikit informasi tentang leptospirosis, semoga dapat menjadi modal untuk kita mencegah dan menanggulangi penyakit leptospirosis khususnya warga Kemranjen.
.
Komentar